MENGUMPULKAN PUING-PUING KEHANCURAN MENJADI ISTANA MEGAH

Please Share

Istana Megah

Namanya adalah Humaira, teman teman dan keluarganya memanggil ia dengan sebutan umai. Ia memiliki wajah yang cantik, mata yang indah, dan kulit yang berwarna putih. Sekilas ia seperti keturunan barat. Padahal aslinya orang tua Umai adalah dari suku sunda asli. Umai berasal dari keluarga yang kaya raya, bapaknya seorang konglomerat pengusaha batu bara dan ibunya seorang dokter anestesi yang memiliki gaji sekitar 250 juta tiap bulannya.

Umai tergolong anak yang pandai, beberapa kali ia mengikuti olimpiade sains dan selalu memboyong piala. Selain itu, ia terkenal dengan otak ajaibnya. Ia mampu menghafal dalam waktu yang singkat. Ia saat ini duduk di kelas 3 di salah satu sekolah menengah pertama favorit di Jakarta. Diusiannya yang baru duduk di kelas 3 ia mampu mempelajari dan memahami materi perkuliahan.

Humaira memiliki sahabat dari sejak kecil bernama Keysa, panggilannya adalah Kekey. Kekey suka membuatkan pancake strowberry kesukaan Humaira.

Matahari menyapa dari ufuk timur, sinarnya siap mengantarkan asa menjadi nyata dari siapapun yang memiliki cita-cita. Saat itu umai sedang bersiap memakai seragam untuk berangkat ke sekolah. “Neng Umai, itu ada Kekey di bawah”, seru bi Siti . Bi siti adalah seorang asisten rumah tangga di rumah Humaira, meskipun ia adalah asisten rumah tangga, tapi tugasnya hanyalah membantu menyiapkan apa apa yang dibutuhkan Humaira. Ayah dan ibu Humaira sudah memberikan kepercayaan penuh kepada bi Siti, terlebih ayah dan ibunya Humaira sangat sibuk, bahkan mereka jarang pulang kerumah. ” oh iya sebentar bi, suruh Kekey tunggu dulu”. Teriak Humaira dari rumah bagian atas. 5 menit kemudian Umai turun sambil bersenandung lagu dari andmesh yang berjudul rindu “bukannya hati ini tak terima kenyataan, hati ini hanya rindu”. Dengan nada sedikit meledek Kekey berkata ” cielah, artis papan tulis sedang konser nih”. Umai menjawab dengan sedikit kesal “apa tuh papan tulis”. Kemudian setelah itu mereka tertawa dan kemudian masuk kedalam mobil untuk diantarkan oleh supir ke SMP favorit yang tak begitu jauh jaraknya dari rumai Umai. Umai adalah anak periang, namun ia selalu merasa merindukan kehangatan rumah dan keluarganya. Seperti yang ada di dalam penggalan lagu yang ia nyanyikan sewaktu turun dari tangga.

Mobil melaju dengan santai. Kekey mengeluarkan pancake rasa strowberry dari tas nya. “wah kesukaan ku nih, coba aku mau makan ah, kali ini buat aku semuanya ya” ucap Umai kepada Kekei sambil merebut pancake buatannya. ” iya boleh, apa sih yang engga buat kamu”, balas Kekey dengan senyum khas lesung pipinya. Ketika mobil sudah sampai di parkiran , dan pancake sudah habis, mereka pun turun dan segera bergegas memasuki kelas. Ketika dipejalanan menuju kelas ia berbincang mengenai pemilihan mojang jajaka yang dimana pemenangnya itu akan mendapatkan beasiswa full untuk sekolah di Middlesex School, AS. Sekolah yang terletak di Concord, Massachusetts, Amerika Serikat, ini didirikan pada tahun 1901. ” Key, aku pengen jadi mojang jajaka, biar dapat beasiswa sekolah SMA disana ah” . ucap Umai. ” tinggal berjuang saja mai, siapa tau rezeki kamu disini”, timbal Kekey. “eh tapi” Kekey langsung menyambung pembicaraannya . “Tapi apa key?” ucap Umai dengan serius. ” kamu meskipun tidak jadi mojang jajaka, orang tuamu pasti mampu membiayaimu untuk sekolah disana”. Sambung Kekey. Kemudian Umai tidak menjawab, ia hanya memberikan senyuman dan segera masuk ke kelas mereka.

Setelah sampai kelas, kemudian ada seorang anak laki laki bernama Yusri memanggil Umai dengan sebutan tak pantas. Tetapi Umai tidak marah, ia hanya senyum dan menuju toilet untuk merapihkan jilbabnya. Tak lupa kekey pun mengikuti dari belakang umai.

Bel pun berbunyi, artinya pelajaran pertama akan di mulai. Pelajaran pertama hari ini adalah pelajaran Mrs. Erina yakni pelajaran bahasa inggris. Mrs Erina meminta untuk semua anak mengumpulkan tugas yang telah ia berikan satu minggu yang lalu tentang storry telling. “Anak-anak baiklah, silahkan kumpulkan tugas dimeja saya ya, yang tidak mengerjakan boleh berdiri di sebelah kanan saya”. Kemudian semua anak mengumpulkan, tetapi umai tampak ketakutan . “Key, tugas milik aku kok hilang ya? kemana ya? padahal tadi di mobil aku cek masih ada ” ucap Umai dengan menahan air mata, yang nyaris jatuh kebawah pipinya. “Coba cek sekali lagi mai, kali aja keselip “, balas Kekey sambil membantu mencari kertas diantara buku didalam tas Umai. “Mungkin untuk hari ini aku harus dihukum Key, gak papa deh sesekali. ” ucap Umai dengan wajahnya yang menyembunyikan kesedihan. Seluruh kelas langsung mentertawakan Humaira , karena ia yang terkenal pandai dan rajin, tapi hari ini ia tidak mengumpulkan tugas dari Mrs Erina. Tak ketinggalan Yusri pun berjoget-joget kecil untuk meledek Humaira yang menjadi satu satunya orang tidak mengumpulkan tugas. Berbeda dengan Kekey, yang terus memberikan kekuatan , terus menyemangati untuk Humaira yang saat itu sedang berdiri di depan kelas.

Saat itu Mrs. Erina yang terkenal dengan ketegasanya dalam memberikan teguran kepada anak yang tidak mengerjakan tugas, tetapi saat itu ia tidak memarahi Humaira.”Umai lain kali kamu tidak boleh lupa ya, kamu boleh memperbaiki kesalahan ini dengan membuat story telling lagi ya” ucap Mrs . Erina kepada humaira.” baik bu, terimakasih.” jawab Humaira dengan wajah yang sedih . Kemudian ia segera kembali ke tempat duduknya.

Kemudian humaira dan Keysha pulang kerumahnya masing-masing. sesampainya di rumah ia mendapati ayahnya yang baru saja pulang dari Los Angeles , US. “Umai, kamu baru pulang nak?, ayah bawakan pancake strowberry kesukaan kamu dan juga manik manik cantik yang bisa kamu pakai dan bagikan ke temen temen mu” ucap ayah Humaira. ” Iya yah, terimakasih. Ayah aku kan udah kelas 3, jadi sekarang aku harus persiapan untuk lanjut SMA, rencananya aku ingin sekolah SMA di Middlesex School, As. ya, ayah pasti dukung aku kan? “. Ucap Humaira dengan wajah yang antusias menyampaikan keinginannya kepada ayahnya. ” Iya nak, yang rajin ya belajarnya ” , jawab ayahnya singkat. “kamu mandi sana, nanti kita makan malam bersama ya, ayah tunggu dimeja makan ” sambung ayahnya Umai. ” Oke yah”, tempas Humaira. Kemudian Umai segera bergegas menuju kamarnya.

Waktu pun berlalu, tibalah saatnya makan malam itu. Humaira segera bergegas turun kebawah, namun saat belum sampai, terdengar ayahnya sedang berbicara, awalnya Umai membiarkan saja dan tidak memperdulikan, namun ketika terdengar perkataan “polisi”, ia pun segera bergegas untuk sampai di bawah tepatnya di ruang makan. Tanpa diketahui oleh ayahnya, ia mendengar pembicaraan ayahnya dengan rekan kerjanya di telpon “Pak, dalam waktu dekat aset perusahaan akan diambil paksa oleh pihak polisi, bahkan bisa berimbas dengan aset keluarga bapak juga”. ucap rekan kerja ayahnya Umai. Belum sempat menjawab, ayahnya Umai kaget ketika melihat bahwa Umai ternyata mendengar percakapan tersebut, telpon yang sedang di pegang oleh ayahnya nyaris jatuh ke lantai. “ada apa yah?” Tanya Humaira dengan wajah tegang. “Engga kok, ayo nak kita makan yah, ibu mu hari ini tidak pulang, kita makan berdua saja “. Jawab ayahnya Humaira dengan sedikit grogi.

Akhirnya mereka makan malam berdua, tampaknya Humaira sangat lahap menyantap makan malam saat itu. Sambil sesekali berbincang tentang rencana humaira yang ingin melanjutkan sekolah menengah atas di US.

Mentari telah memberikan senyuman dari ufuk timur, suara ayampun ikut bernyanyi menyambut pagi yang tampak begitu cerah. Nampaknya Humaira, sudah siap untuk berangkat sekolah, ia menunggu ayahnya di meja makan. Bi Siti yang sedang sibuk membawa makanan dari dapur ke meja makan nampak ingin menyampaikan sesuatu, namun terlihat seperti enggan. “ada apa bi? ayah sudah sarapan belum ya? aku ingin buatkan sandwich favorit nya ah”, ucap Humaira dengan semangat. “Ayah udah berangkat dari tadi neng, ia titip pesan ke bibi untuk satu minggu ke depan ia tidak pulang dulu kerumah”, balas bi Siti dengan sedikit menahan sedih, bi Siti takut kalo Humaira sedih. “oh iya gak papa bi, tapi ibu pulang kapan bi? aku pengen dibikinan pancake strowberry sama ibu”, tanya Humaira. “Oh kalo itu belum tau juga neng, kemarin ayah neng Umai cuma bilang ke bibi, kalo ibu neng Umai sedang banyak pasien, jadi dia memilih untuk tinggal di hotel sekitar rumah sakit, kalo pulang kerumah katanya kejauhan”, jawab bi siti.

Kicauan burung milik ayahnya Humaira mengiringi sarapan Humaira, saat itu Humaira tidak memakan satu suapun. Terdengar terikan dari luar “Umai, ayo sekolah”, teriak kekey sahabat Umai yang ternyata sudah menunggu di luar. Umaipun langsung pamitan kepada bi Siti dan segera menemui kekey. Mereka segera berangkat ke sekolah diantar oleh supir pribadi Humaira.

Di sepanjang jalan, Humaira tidak seceria biasanya. Ia tidak bergeming mengucapkan satu katapun, ia hanya menatap jalan dengan sesekali menghela nafas panjang. Kekey pun merasa aneh dengan sikapnya humaira. “Mai, kamu sakit?” tanya kekey. “engga, aku hanya ingin pancake strowberry buatanmu” jawab umai dengan sedikit menggoda Kekey. “aku bawa kok, nanti kita makan ya dikantin sekolaH”, ucap Kekey. Humaira tidak membalasnya lagi, dia hanya menggangguk dan menyenderkan kepalanya ke pintu mobil.

Sampai di sekolah, belum juga Humaira sampai di kelasnya, ia diminta untuk menyelesaikan administrasi pendaftaran untuk menjadi mojang jajaka. ” Humaira kamu ditunggu oleh pihak BK di ruangannya “. Ucap salah seorang teman Humaira. Humaira tidak meresponnya, ia kemudian beranjak langsung menuju ruang BK. Di ruang BK Humaira langsung menyelesaikan persyaratan itu. “Humaira, hari ini juga pihak sekolah akan langsung mengungumkan siapa aja yang akan berhak masuk di penyeleksian mojang jajaka, setelah itu selama satu minggu ke depan kalian akan terus dipantau oleh pihak kami untuk diberikan penilaian terhadap keseharian kamu di sekolah ini, dan pada acara puncaknya ada di acara story telling, yang dimana tiap peserta akan diminta membacakan story telling buatan masing-masing” . Ucap guru BK kepada Humaira. Kemudian Humaira menjawab ” baik bu, terimakasih banyak”. Dalam hati Humaira ,ia sudah tenang karena dia sudah membuat storytelling waktu penugasan Mrs.Erina dulu. Meskipun waktu dulu kertas nya tidak ada, tapi ia masih punya file nya di laptop.

Bel berbunyi, itu artinya kelas sudah akan dimulai. Humaira segera bergegas menuju ruangannya. Setelah itu ia belajar dengan teman teman yang lainnya waktu itu. Dikarenakan dari rumah Humaira belum makan, akhirnya ia tidak bisa menyimak dengan baik materi yang diberikan guru. Waktunya istirahat Kekey segera mengeluarkan pancake strowberry dari tasnya ” Umai, ayo kita makan ini, hari ini aku bawa dua, satu untuk aku, satu untuk kamu, jadi kita bisa makan banyak ” ucap Kekey. ” Iya ayo key, enak nih kayaknya”, balas Humaira. Akhirnya mereka berdua makan pancake. ” Mai , gimana rencana kamu untuk sekolah di US” tanya Kekey. ” Aku udah bilang sama ayah, dan ayah menyetujui itu ” balas Humai. “Oh ya tentulah, ayahmu kan konglomerat, untuk masalah itu kecil untuK ayahmu. Jangankan untuk sekolah di luar negeri, untuk beli pulau saja ia pasti mampu”. Ucap Kekey dengan sangat antusias “eh, tapi . kamu kalo udah sekolah di sana jangan lupa sama aku ya “. lanjutnya. ” Ih gak bakal”, jawab singkat Humaira.

Bel pulang berbunyi, Umai segera pulang bersama kekey. seperti biasa sebelum pulang kerumah, Umai dan supir pribadinya mengantarkan dulu Kekey kerumahnya. “Dah, Kekey, sampai bertemu besok ya ” teriak Umai dari mobil sambil melambaikan tangan.

Pas sampai di rumah, ia mendapati bi Siti yang sedang kebingungan dan seperti nya menahan tangis. “Ada apa bi? ayah ibu udah pulang bi?” tanya Humai. ” Neng, ayah tadi dibawa ke kantor polisi.” ucap bi Siti. “Oh mungkin ayah mau urusin kerjaan bi, kadang kan ayah perlu bantuan polisi untuk mengurusi pekerjaan, apalagi yang berhubungan dengan izin” jawab Humai. “Engga neng, tapi ini ayah kena tipu teman bisnisnya, dan dituduh menggelapkan uang dari semua aset perusahaan teman yang bekerja sama dengan perusahaan ayah, hingga akhirnya semua aset perusahaan pertambangan di sita, dan aset keluargapun ikut disita, dan ayah harus mengganti rugi ,t api ayahmu tidak bisa dan akhirnya dilaporkan ke polisi . ” ucap bi Siti sambil memeluk Humaira. Setelah mendengar ucapan itu, Humaira langsung pingsan, tampaknya ia tak sadarkan diri. Lalu dibawalah ke rumah sakit.

“Kenapa dok?” , tanya bi Siti. “Kelihatannya Humaira sedang ada masalah bu? atau dia belum makan? soalnya asam lambungnya naik? biasanya karena sedang ada pikiran atau tidak teratur dalam makan”. Jawab dokter. “Baiklah dok, terimakasih. apakah humaira sudah bisa dibawa pulang? , tanya bi Siti. “Ia sudah, nanti setelah saya resepkan obat, ibu boleh menebus obatnya dan membawa pulang” jawab dokter. ” Baik dok, Terimakasih”. Bi Siti teringat bahwa Humaira tadi pagi belum sarapan, dan bi Siti juga yakin umai memakan pancake strowberry dari kekey seperti biasa, ditambah dia kepikiran ayahnya yang masuk penjara gara gara di fitnah. “bi, kita tengok ayah dulu ya” ucap Humaira. “Tapi neng, ayah berpesan kepada bibi bahwa jangan ada yang menengoknya kesana, mungkin ayah neng Umai tidak ingin melihat neng dan ibu sedih ” ucap bi Siti. Mendengar ucapan bi Siti, kemudian Umaipun menangis dan tidak berkata kata apa lagi, ia yakin ayahnya menyuruh seperti itu, pasti untuk kebaikan dirinya juga.

“Bi, ko kita gak pulang ke rumah? ko arahnya kesini?” tanya Humaira. ” iya neng, rumah ayah telah disita oleh bank, kita sekarang pulang ke Villa punya ibu neng Umai, tadi ibu sudah menelepon bibi” jawab bi Siti. Villa milik ibu Humaira adalah satu satunya aset yang tidak disita oleh bank, meskipun ibu Humaira memiliki beberapa aset hasil kerjanya sendiri, tapi aset itu tetap di sita oleh pihak bank.

Setelah sampainya disana, ternyata ada garis kuning polisi di Villa milik ibu Humaira . “Bi, itu maksudnya apaan ya? , masa Vila milik ibu juga sama sama di sita, ibukan kerja sendiri bi, itu bukan dari ayah, ibu kan dokter anastesi bi, ibu mampu beli Villa sendiri” tanya humaira dengan sedikit marah. “Iya neng, kita tanya ke ibu aja ya ” jawab bi Siti. Tetapi, setelah di cari ternyata disekitar sana tidak ada ibunya Humaira, beberapa kali di telponpun tidak tersambung. Setelah buntu bingung harus menanyakan kepada siapa, akhirnya bi Siti menanyakan kepada pak polisi yang sedang berjaga di sekitar Villa sana. “Ada apa ya pak? kok ada garis polisi?” ucap bi Siti. ” Mohon maaf, di duga dokter yang memiliki villa ini melakukan kesalahan dalam tindakan pembedahan seorang pasien, hingga akhirnya meninggal dunia, maka pasien meminta ganti rugi dengan nominal yang sangat tinggi, hingga akhirnya kami menyita semua aset kekayaan dari dokter yang memiliki villa ini” Ucap tegas polisi kepada bi Siti dan Humaira. Humaira sontak menangis menjadi-jadi, dunianya seakan akan terhenti. Belum sampai seminggu di tinggal ayahnya, hari ini iya ditinggal lagi ibunya. Humaira tak hentinya menangis sesenggukan, ia seperti tak memiliki lagi semangat untuk melanjutkan hidup.

Dengan kondisi Humaira yang sedang menangis, akhirnya bi Siti memboyong Humaira untuk tinggal di sebuah kontrakan yang tak jauh dari sekolah. Rencananya bi Siti akan membersamai dulu Humaira sampai ia lulus di SMPnya, setelah itu ia akan membawa Humaira ke kampung halamannya.

Hari ini, Humaira pergi ke sekolah dengan naik angkot diantar bi Siti. Nampaknya ia sedang kurang enak badan. Setelah sampai di sekolah, ia disambut oleh Kekey. ” Hello Umai, mai apapun yang terjadi itu pasti ada hikmahnya, kamu harus tetap semangat ya ” ucap Kekey menyemangati humaira. “Terimakasih” ucap humaira dengan singkat dan dengan wajahnya yang sangat lusuh dan tampak menahan tangisan.

Ketika bel istirahat berbunyi, guru BK menyuruh seluruh murid untuk memasuki aula. nampaknya ada pengumuman mengenai pemilihan mojang jajaka yang diadakan di sekolah itu. Tak terkecuali Kekey dan Humaira yang turut ikut masuk ke aula. “Anak-Anak sengaja ibu kumpulkan semuanya disini, untuk memberitahukan bahwa puncak dari acara pemilihan mojang jajaka yaitu penampilan pembacaan dari story telling ini waktunya ibu rubah, jadi hari ini. Maka dari itu, untuk semua anggota ibu beri waktu 30 menit untuk menyiapkan nya” ucap guru BK. Humaira yang saat itu sedang duduk santai, menjadi tegang tak karuan, tapi Kekey menenangkan ” Tenang mai, kamukan udah buat storry telling yang waktu tugas dari Mrs.Erina, tentu kamu udah ada persiapan, kamu akan menjadi sang juara” ucap Kekey. Humaira pun menjadi tenang dan ia optimis ini adalah kesempatan ia untuk bisa sekolah di US dengan beasiswa. Meskipun keadaan orang tua sedang dibawah, tapi ia yakin ia akan tetap melanjutkan sekolah di US . 30 menit berlalu, nampaknya aula semakin gaduh dengan anak anak yang sedang berbincang tentang siapa yang mereka jagokan untuk menjadi juara.

Dengan penyampaian berbagai sambutan di awal acara, hingga akhirnya sampailah di acara puncak yaitu pembacaan storry telling yang sudah dipersiapkan oleh masing masing peserta . MC pun mempersilahkan nomor urut pertama atas nama Yusri untuk maju kedepan. “Oh, si Yusri nyebelin itu ikutan juga?” gerutu Kekey kepada Umai. Humaira hanya menjawab dengan senyuman. Ketika Yusri naik ke panggung, setelah ia mengucapkan salam, kemudian ia masuk ke bagian awal. Humaira kaget bukan main. “Key, itu storytelling milik aku, kenapa Yusri bisa sama percis dengan buatanku ya “, ucap humaira dengan menangis. “Loh mai, maksudnya gimana? aku gak faham “, tanya Kekey. “Iya Key, itu ciptaaan aku, kenapa ada sama Yusri ya?” Tak henti hentiknya Humai menangis. “Oh, aku baru ngerti, kenapa dulu kertasmu tidak ada saat Mrs.Erina menyuruh mengumpulkan, itu karena kertasnya diambil Yusri, kamu kan waktu itu sempet ke WC sama aku. Masih inget ga?” jawab Kekey dengan nada yang kesal. “Oh iya bener, keterlaluan ya Yusri” ucap Humaira dengan menangis. Akhirnya Humaira memutuskan untuk tidak ikut dalam acara puncak itu, karena dengan waktu yang tinggal menghitung jam saja ia tidak mungkin menyiapkan teks story telling yang baru. Ketika pengumuman kejuaraan pun, ternyata pemenangnya adalah Yusri. “Wah dia curang mai, harusnya kamu yang jadi juara”, ucap Kekey. “Semoga aku kuat menghadapi semua ini”, jawab Humaira dengan sedikit tegar.

Singkat cerita, akhirnya mereka lulus dari sekolah SMP favorit itu. Yusri melanjutkan ke SMA di Middlesex School, As, Kekey ke salah satu SMK jurusan Tata Boga dan Humaira melanjutkan sekolah ke salah satu Madrasah Aliyah di salah satu pondok pesantren. Tak sempat berpamitan kepada Kekey, Umaipun pergi ke pesantren dengan diantarkan oleh bi Siti. setelah sampai, bi Siti memberikan surat dari Ayah Umai.

HUMAIRA AYAH SANGAT MENYAYANGIMU. SEMOGA KAMU BAHAGIA DI PESANTREN YA NAK. MESKIPUN YANG TERSISA HANYALAH PUING PUING KESEDIHAN, AYAH HARAP KAMU BISA MEMBANGUN ISTANA DENGAN SISA PUING ITU.

AYAH

“Bi, sampaikan salamku untuk ayah dan ibu, aku menyayangi mereka, aku akan membanggakan mereka ” Ucap Humaira. “Iya neng, Bibi akan sampaikan. Baik-Baik disini ya neng” Ucap bi Siti.

Humaira disambut oleh ustadz, ustadzah dan teman teman disana. “Hai, masmuki ya ukhty” ucap salah seorang santri. “Maaf, aku tidak mengerti”, jawab Humaira. “Hai, namamu siapa ya?” begitu mai. “Kamu tau namaku?” tanya humaira. “Iya, abiku sudah menceritakan tentangmu kepadaku, semoga kita bisa berteman dengan baiknya” Ucap santri itu. Santri itu bernama Zahra, Zahra adalah putri dai Ust. Sudar, pemilik dari pesantren itu. “Mari kubawakan barang-barangmu ke asramamu” ucap zahra. “Baik, terimakasih” balas Humaira.

Hari pertama Humaira berada di pesantren ini, nama pesantrennya ialah Pesantren Miftahul Falah. Di hari pertamai ini, Humaira tak memiliki teman, ia hanya berkenalan dengan anak pemiliki ponpes ini.

“Ayo kita sholat Dzuhur berjama’ah” seru Yuli. Yuli adalah salah satu santri di ponpes Miftahul Falah. “Baik, akan ku ambil dulu mukena miliku di lemari” jawab Humaira. Sekitar 5 menit di cari namun ternyata belum ketemu juga. ” Kenapa? kamu gak bawa mukenan?” tanya Yuli. “Iya kayaknya kebawa sama bi Siti, soalnya kemarin aku udah siapkan tapi ga ada ya.”jawab Humaira. “Biar pake punya mesjid aja, nanti aku bawakan” ucap Yuli. “Oh iya, Terimakasih banyak” jawab Humaira. “Ayo” Seru Yuli. Humairapun ikut dibelakang Yuli untuk pergi ke Mesjid. Sesaat ketika sampai disana “Mai, tunggu disini biar aku bawakan mukena” Ucap Yuli. Humairapun hanya mengangguk dan ia membereskan sejadah milik ia dan Yuli. “Nih” Ucap Yuli sambil memberikan mukena kepada Humaira. Dikarenakan mereka sudah wudhu dari asrama, jadi mereka tinggal menunggu sholat saja. Kebetulan mereka berdiri di shaf paling awal dari santri yang lainnya. Kemudian Humaira pun memakai mukena yang diberikan Yuli. Sontak seluruh santri akhwat tertawa dan Humaira merasa terganggu . “Loh ko, mereka kenapa tertawa ya? ” Ucap Umai kepada Yuli. “Gak tau, hiraukan saja”. Jawab Yuli. Ketika sholat berjamaah selesai ada yang nyeletuk dari shaf belakang “Wah, wah, mukena jaman sekarang modelnya semakin unik unik ya, ada yang model donat nih, bagian belakang nya bolong bagaikan donat” celetuk dari salah satu shaf belakang. Kemudian Humairapun melihat mukenan miliknya, dan ternyata bolong . “Yuli, kenapa mukena darimu bolong” ucap Humaira dengan pipi yang merah karena menahan malu. “Haha, kamu pantes ko” celetuk Yuli yang tidak memiliki perasaan atau simpatik terhadap Humaira.

Setelah sholat selesai, seluruh santri merapihkan mukenanya dan kembali lagi ke asrama masing masing. Kebetulan hari itu hari Minggu jadi tidak ada jadwal KBM di sekolah. “Mai, aku ke asrama duluan ya” ucap yuli sambil melambaikan tangan dan berlari menuju asrama. “Iya yul” jawab Humaira. Meskipun Yuli telah berbuat jahat, tapi Humaira tidak membencinya sama sekali.

Ketika sampai, Humaira memutuskan untuk tidur siang di Asrama. Untuk melepas lelah, karena perjalanan menuju asrama lumayan cukup jauh dari tempat ia tinggal bersama bi Siti. Ketika masuk kamar ia mendapati Yuli di depan pintu kamarnya dengan kantong plastik kresek yang digenggam nya. “Yul, kamu mau kemana?” tanya Humaira. “Mau jajan di depan Asrama, kamu mau ikut?” tanya Yuli. “Engga Yul, aku mau tidur aja rasanya badanku capek” ucap Humaira. Setelah sampai di dalam asrama betapa kagetnya Humaira karena didapatinya kotoran ayam di atas ranjang miliknya. Tak berfikir lama Humaira, langkung membersihkan kotoran itu dari ranjang miliknya, kemudian ia segera mencuci seprei yang sudah bau dengan kotoran ayam. ketika ia sampai di WC, ia bertemu dengan Zahra “Humai, kamu kenapa, mukamu terlihat sangat panik sekali” Tanya Zahra. “Ia, ini tempat tidurku ada kotoran ayamnya” Ucap Humaira dengan bicara yang terbata-bata. “Kenapa ayam bisa masuk asrama? dikomplek ponpes ini tidak ada yang melihara ayam, dugaanku ini ada yang sengaja mengerjaimu. Oh iya tadi juga katanya kamu dikerjai Yuli ya? pakai mukena yang bolong, aku tidak sedang sholat makannya gak ke mesjid, aku tau hal ini dari teman teman satu kamarku” ucap Zahra. “Iya zah, tapi gak papa lah, mungkin maksud ia cuma iseng”Ucap Humaira. “eh” sambung Humaira. ” Kenapa kita jadi asyik disini ya, aku mau cuci sepre miliku dulu ya, biar cepat kering mudah mudahan bisa di pake nanti malam buat tidur” ucap Humaira sambil masuk ke wc. Kemudian Zahra pun berniat untuk melaporkan hal ini k pada Abinya. Tapi niat ini ia urungkan, ia berfikir supaya pelakunya menyadari sendiri, tanpa harus ditegur. ” Ah mudah mudahan sebelum di laporkan, ia bisa insyaf dulu” gerutu zahra dalam hati.

Setelah selesai mencuci Humaira segera menjemur sepre miliknya di depan Asrama akhwat, dan terlihat ada Yuli yang sedang makan baso di teras. “Kamu habis cuci ya mai? rajin sekaliya kamu, baru aja masuk ponpes 6 jam yang lalu, udah beres beres aja nih” Ucap Yuli sambil tertawa. ” Aku udah nyuci sepre, sepre miliku ada yang taro kotoran ayam diatasnya, aku gatau pelakunya, tapi udah aku maafkan ” Ucap Humaira kepada Yuli. “Alah, iya deh” ucap Yuli. Yuli terlihat kesal, karena ternyata ialah adalah pelakunya, ia berharap tadinya Humaira marah tetapi nyatanya ia malah baik baik saja.

Singkat cerita, adzan Maghrib berkumandang. Kali ini Zahra menemui Humaira untuk diajak bareng pergi ke Mesjid ” Umai, yuk kita bareng berangkat kesana” Ucap Zahra. “Ayo” Jawab Humaira dengan senyumnya yang merah. Di perjalanan menuju mesjid ia berbincang ” Zah, kalo disini kegiatan hariannya apa aja? aku masih bingung sama pola pendidikan di pesantren, soalnya kenapa santri bisa membagi waktu antara sekolah dengan mengaji ” tanya Humaira. ” Gini mai, pagi kita ikut kajian di mesjid lalu pergi ke Asrama masing masing untuk siap siap sekolah, habis itu sekolah, pulang sekolah istirahat, lalu mengaji lagi deh sampai pukul 8 malam, setelah itu santri biasanya mengerjakan tugas dari sekolah sampai jam 9, kemudian tidur deh” ucap zahra . “Simple aja sih, jangan di bawa ribet, soalnya kalo kita niatkan karena Alloh pasti akan di permudah ” lanjut Zahra menjelaskan. “Niat karena Alloh? maksudnya” Tanya Humaira dengan wajahnya yang kebingungan. “Ia Karena Alloh, kamu mondok dan sekolah disini karena siapa?” tanya Zahra. “Karena Ayah dan ibu” jawab Humaira. “Mulai saat ini, kamu niatkan dalam hati, apapun kegiatan kamu, kamu niatkan karena Alloh, karena segala sesuatu yang diniatkan karena Alloh tak akan kamu temui rasa kecewa ketika menjalaninya” ucap Zahra. “Ayo kita segera ke mesjid, keburu dimulai sholatnya” lanjut Zahra.

kemudian saat mereka sampai di mesjid langsung mereka merapikan tempat sholat, ketika sedang sholat pikiran Humaira kacau balau , ia memikirkan perkataan dari Zahra yang menyuruhnya untuk melakukan sesuatu karena Alloh, Humaira bingung gimana caranya melakukan itu. Setelah selesai sholat, seperti biasa di ponpes itu ada pengajian sampai jam 8, ketika sudah selesai ia segera pergi ke asrama. Di perjalanan menuju ke asrama ia melewati sebuah solokan kecil, ketika ia hendak melewatinya, Yuli dari belakang seperti terburu buru untuk mendahului Humaira, hingga badan Yuli menyenggol badan Humaira hingga “Duarrr” Suara air dari selokan. Humaira jatuh kebawah ” Humai, kamu tidak papa? aku bawa dulu senter sebentar ya” ucap Zahra dengan wajah kesalnya karena Yuli terlihat sengaja membuat Humaira terjatuh. Zahra pun kembali menemui Humaira setelah mendapat senter ” Sini pegang tanganku yang kuat” Ucap Zahra. Akhirnya Humaira bisa keluar dari selokan itu, dan ternyata kakinya bengkak karena mungkin saat ia jatuh kena batu di selokan, dan tangannya juga berdarah. “Zah, aku minta tolong bantuan sama kamu, tolong bantu aku mengobati luka ini ya” Ucap Humaira sambil menangis.” Tentu, kamu akan aku tolong umai, untuk malam ini kamu tidur di kamarku saja ya, soalnya sepre milikmu juga belum keringkan?” ucap Zahra. Akhirnya Zahra pun membantu Humaira jalan menuju asrama, ketika sampai di asrama ia hanya melihat Yuli yang sedang mentertawakan nya. Sadar bahwa meladeni Yuli tidak akan baik ujungnya, akhirnya mereka menghiraukan saja Yuli.

“Zah, aku tidak kuat berada disini” Ucap Humaira sambil sesenggukan menangis . “Kamu harus kuat, kembali kepada niat awalmu kamu melakukan semua ini karena Alloh, jadi ketika kamu diperjalanan menemukan duri kamu tidak akan putus asa” Jawab Zahra sambil membersihkan luka Humaira.

Malam ini mereka tidur di ranjang yang sama, sebelum tidur mereka muroja’ah hafalan masing-masing hingga tak sadar mereka tertidur lelap.

Tibalah saat di pagi hari, hari pertama Humaira sekolah di SMA Miftahul Falah, ia segera bergegas menuju kamarnya untuk bersiap berangkat sekolah setelah mengikuti kajian di mesjid. “Zahra, aku kekamar ya, mau siap siap buat berangkat, nanti kita berangkat bareng ya” ucap Humaira. ” Oke mai, nanti aku tunggu depan kamar ya” Jawab Zahra.

Setelah sampai dikamar, Humaira segera mencari seragam abu miliknya, dan ternyata seragam itu tidak ada. Terlihat Yuli yang sedang merapihkan tempat tidur. “Yuli, kamu liat seragam miliku tidak?” Tanya Humaira. “Maksudmu apa bertanya seperti itu? kamu menuduhku?” jawab Yuli dengan nada tinggi. “Engga, aku hanya bertanya” Ucap Humaira. Setelah setengah jam mencari dan enggak ketemu, akhirnya Humaira memutuskan untuk memakai baju bebas. “Humai, ayo kita berangkat” teriak Zahra dari luar asrama. “Bentar” Teriak Humai menjawab. “Loh, ko kenapa kamu pakai baju bebas?” tanya Zahra. “Ia baju punyaku tidak ada di lemari, aku harus meminta bi Siti untuk membelikannya lagi, hari ini aku pakai baju bebas duluya gak papa?” ucap Humaira. “Pasti kamu ada yang ngerjain lagi nih mai” Jawab Zahra dengan melirik Yuli. “Apa lo?” Teriak Yuli kepada Zahra. Untuk menghindari pertengkaran, akhirnya Humai dan Zahra segera keluar dari Asrama untuk menuju sekolah.

Bel telah berbunyi, itu artinya KBM akan segera di mulai. Humaira hanya satu satunya siswi yang tidak memakai seragam.

KBM telah berakhir, ia segera pulang ke asrama untuk merebahkan badan sejenak, ketika ia sampai di kamar ia terkejut baju miliknya ada diatas ranjangnya. ia yakin bahwa ada orang yang mengerjainnya, kemudian Humaira hanya menangis dan berfikir mengapa banyak orang yang tidak menyukainya di ponpes ini. Ia menangis sampai tak sadar ia sampai ketiduran di ranjang. Setelah ia bangun, untuk mununggu waktu mengaji ia isi dengan ziyadah / menambah hafalan Alquran.

Ini merupakan aktivitas Humaira di ponpes Miftahul falah setiap hari, setiap harinya ia selalu dihadapkan dengan berbagai masalah. Tetapi ia beruntung punya teman sepeti Zahra yang siap untuk membantunya nya setiap saat. Humaira tumbuh menjadi remaja yang pintar, cantik dan berkakhlakul karimah.

Singkat cerita ia sekarang duduk di bangku kelas 12, selama dari awal masuk hingga kini, tak ada yang pernah menengok nya. Bahkan ketika liburan pun, ia tak pernah pulang karena bingung mau pulang kemana. Ia selalu menghabiskan waktu libur di ponpes bersama Zahra. Rupanya bi Siti pergi ke luar negeri untuk menjadi TKW guna memenuhi kebutuhan biaya keluarga dan Humaira selama di Ponpes.

Hari itu, Humaira bingung karena sebentar lagi ia akan menyelesaikan sekolah di ponpesn MF dan ia bingung mau lanjut kemana setelah dari sana, sarapan pagi ini ia terlihat seperti banyak masalah, kemudian Ustadz Sudar menghampiri Humaira.

“Humaira, ponpes Miftahul falah seperti biasanya akan memilih satu orang anak untuk kuliah di al Azhar cairo Mesir dengan beasiswa, biaya selama pendidikan disana akan ditanggung oleh Yayasan. Dan setelah pihak Yayasan menimbang keputusan, dengan tentunya berbagai pertimbangan, salah satunya atas prestasi yang kamu miliki kamu berhak menerima beasiswa itu” Ucap Ust Sudar. Mendengar perkataan itu Humaira langsung menangis dan mengucap syukur kepada Alloh atas semua karunia indah yang diberikan oleh Nya “Baik ustadz, terimakasih banyak, insyaalloh saya akan menggunakan kesempatan ini dengan sebaik baiknya” ucap Humaira dengan tangis bahagia.

Di Hari yang sama pula, Humaira menyelesaikan hafalan qur’annya. Ia berhasil Hafidz qur’an selama 3 tahun di ponpes ini. Dan sampailah pada ayat terkakhir yang ia lantukan kepada Ustadzah pembingbingnya. Humaira dengan teman temannya semuanya menangis haru atas kesungguhan Humaira dalam menyelesaikan hafalannya tersebut.

Selang satu hari, Wisuda Tahfidzpun akan dilaksanakan, dan di ponpes itu hanya Humaira satu satunya santri akhwat yang berhasil menyelesaikan hafalannya. Ketika itu ia sedang duduk dikamar sambil melamun dan Zahra menghampirinya ” Selamat ya mai, aku bangga kepadamu, semoga kamu dapat menjaga hafalanmu” ucap Zahra. Humaira tidak menjawab itu, ia hanya memeluk Zahra dan menangis.

Sampailah di hari Wisuda itu, teman teman Humaira yang sama sama di Wisuda dengan jumlah hafalan yang berbeda beda di dampingi oleh keluarga mereka dan Humaira didampingi oleh Zahra. “Kamu hebat mai, kamu kuat” Ucap Humaira kepada Zahra. Kemudian tak berapa lama Ayah, ibu, bi Siti dan Kekey muncul di tengah tengah acara itu. Sontak Humaira kaget dan setengah mau pingsan. “Humaira, Ayah bangga padamu, kamu berhasil mengumpulkan puing puing kehancuran menjadi istana megah seperti yang ayah amanahkan kepadamu”. Ucap Ayah Humaira sambil memeluk Humaira. “Ayah, ibu aku sayang kepada kalian, ini ku persembahkan baktimu kepada kalian” Ucap Humaira dengan tangis haru sekaligus bahagia. ” Umai, Saat itu Ayah di penjara selama satu tahun, setelah itu ibumu menemui ayah, ia mengajak kita untuk memulai bisnis baru di bidang Kuliner, kami sengaja tidak mengunjungi mu di ponpes ini, bukan kami tidak menyayangimu, tapi inilah bentuk dari rasa sayang kami karena ingin mengantarkanmu menuju kesuksesan dengan hasil usahamu sendiri, dan sekarang kami bangga kepadamu”. Ucap Ayahnya Humaira. ” Mai, aku bawahan pancake strowberry kesukaanmu” Ucap kekey sambil memeluk Humaira. “Mai, Ibu tau kamu mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Mesir, ibu kagum kepadamu ” Ucap ibu Humaira.

Setelah berbincang, akhirnya Humaira mengenakan selendang bertulisan Hafidzoh 30 Juz. Humaira meresa senang karena ia bisa berkumpul dengan keluarga nya kembali. Rupanya ayah dan ibu Humaira sekarang berbisnis di bidang Kuliner, Kekey sebagai juru kokynya. Ia, Kekey bekerja sebagai juru koky sambil sekolah dan sekarang ia meneruskan kuliah di US masih di jurusan kuliner. Cabang nya sudah ada dimana mana, hingga kini keluarganya memiliki penghasilan yang banyak dan menjadi penyokong utama (donator) di ponpes Miftahul Falah.

KEGAGALAN AKAN MENINGGALKAN PUING PUING LAPUK, PUING PUING LAPUK ITU BISA KAMU GUNAKAN UNTUK MEMBANGUN ISTANA MEGAH

Tasikmalaya
Putri Saniah Nurlaila

DATA PENULIS

Putri Saniah Nurlaila
Putri Saniah Nurlaila

Bismillah, Nama lengkapku ialah Putri Saniah Nurlaila. Aku Lahir di Kampung Cideres Kabupaten Tasikmalaya, Usiaku 18 tahun. Aku Lahir hari Selasa pada tanggal 31 Desember 2002. Sekolah di Taman Kanak-Kanak AL-Munawwaroh, SDN. Raksanagara, DTA AL Munawwaroh, MTs AL-Munawwaroh dan SMK Bhakti Kencana Ciawi Jurusan Farmasi. Memiliki cita-cita menjadi apoteker, dosen dan memiliki rumah singgah untuk anak yatim piatu.

Putri Saniah Nurlaila

Putri Saniah Nurlaila

Beri Komentar

Baca Cerpen Lainnya