Nama : Muhammad Fadil Hamizan
Kelas : XF/10 Farmasi
Catatan kecil : ada istilah “anak mamah” mungkin itu adalah istilah yang paling kalian rindukan ketika sosok orang tua kalian telah tiada, lantas kenapa jika masih hidup engkau tidak mau di panggil demikian? Apakah merasa jijik? Merasa terhina? Padahal sesungguhnya yang melahirkan sosokmu adalah ibumu sendiri.
Sosok tangisan ibu, membanjiri hatiku, banyak engkau meneteskan airmatamu.
Entah apa yang kau simpan di hatimu untuk mendidikku atau membiayaiku selama ini.
Oh, ibu sungguh engkau wanita yang mulia, engkau di puja puji oleh sosok anak dan suamimu, tetapi engkau meneteskan air mata karena itu demi kami.
Ibu, engkau berbaring capek, wajahmu tampak kelelehan.
Aku sebagai anamku merasa tidak berguna, aku hanya dapat memijat ringan tubuhmu. Aku merasa engkau selalu membelaku, tetapi aku terlalu sedih untuk mengucapkan rasa rinduku kepadamu.
Ibu, jika aku bisa melontarkan sebuah kata-kata, aku hanya ingin mengatakan “terimakasih sudah menjadi sebuah panutan bagi keluargamu ini” di sini aku merasa kalau diriku ini belum sempurna sebagai anakmu ibu, engkau bertengkar dengan sosok yang ku sebut ayah tetapi ketika aku bertanya, apakah hatimu terasa sakit. Engkau malah menggelengkan kepala dan tersenyum tipis kepadaku.
Sungguh rasanya aku ingin selalu berada di sampingmu, sungguh aku ingin membahagiakan kalian berdua, tetapi apalah daya diri ini yang masih memanjat batasan sendiri tanpa arah yang jelas, maafkan aku ibu.
Tinggalkan Komentar