Karya: Muhammad Fadil Hamizan
Kelas: 10 Farmasi/XF
TRENG! Suara bel besar berbunyi, saat aku terbangun aku melihat banyak jam mengapung di udara.
“Aku dimana?” Tanyaku sendiri, aku merasa kebingungan mencari jalan keluar.
Tiba tiba badanku terangkat ke atas seolah diterbangkan oleh sesuatu. Aku melihat patung batu bernamakan flaws nerth dan sebilah pedang di dadanya, kemudian patung itu berbisik “cabut pedang itu wahai pahlawan yang di panggil” aku merasa terpanggil untuk mencabutnya.
Saat aku memegang bilah pedangnya patung tersebut mulai rusak, pedang tersebut terlempar ke sampingku, rusakan tersebut memunculkan sesosok malaikat bersayap berbaju putih dengan rambut putih yang terurai matanya biru seperti sebuah batu safir biru memperlihatkan keanggunannya.
“Apakah engkau yang membangkitkanku pahlawan?” tanyanya, sontak aku bersikap waspada karena curiga saat aku hendak mengambil pedang tersebut malaikat itu menunjuk ke arahku sambil berkata.
“Terkutuklah wahai iblis yang membangunkanku” ia melontarkan sebuah sihir berwarna merah gelap ke arahku, untungnya aku segera menghindar.
Setelah aku mengambil pedang tersebut malaikat itu berteriak “TERKUTUKLAH!” Pakaiannya mulai berganti dengan pakaian merah kehitaman lalu, entah mengapa aku di bisikkan sesosok suara.
“taklukan malaikat terkutuk flaws nerth dengan pedang itu” sontak pedang itu mengeluarkan daya sihir dan membuatku berteleportasi ke sampingnya.
Aku menebas sebelah sayapnya, lalu ia menjerit “ENGKAU MEMANG HARUSNYA TIDAK HIDUP!” saat ia berteriak gerakanku menjadi cepat dan memenggal kepalanya.
Suara itu kembali terdengar “tugasmu hampir selesai, sekarang kembalilah.”
Aku terbangun di dekapan ayah dan ibuku di padang rumput yang rusak. Mereka memelukku “syukurlah nak.. kamu masih ada di samping kami” ucap mereka berdua, lalu tanpa sepengetahuanku sebuah simbol terukir di punggung tanganku.
Lanjut chapter 3.
Tinggalkan Komentar