Info Sekolah
Jumat, 31 Okt 2025
  • SMK Bhakti Kencana Ciawi telah menjadi sekolah literasi nasional.
  • SMK Bhakti Kencana Ciawi telah menjadi sekolah literasi nasional.
28 Oktober 2025

Angel of Death

Sel, 28 Oktober 2025 Dibaca 23x Cerpen

Karya : Muhammad Fadil Hamizan
Kelas : 10 Farmasi/XF

Chapter 1

Notes : cerita ini bertema fantasi dan tidak masuk akal, harap memilih bacaan yang sesuai denganmu konten ini 100% cerita fiksi

Jantung ibu berdetak di dekapanku tapi, seiring berjalannya waktu detak jantung itu kian melemah. Hingga akhirnya aku tidak merasakannya lagi.

Aku violet seorang anak berumur 6 tahun, aku bercita cita menjadi seorang apoteker ternama!, tetapi sebelum itu aku main masak masakan dulu di kasur ibuku hehe. Ibuku bernama Lily Allen violet.

Aku mendapatkan nama violet dari nama belakangnya hehe, manis kan? Aku dulu suka bermain dengannya akan tetapi, ibu terbaring lemah di kasur rumah sakit, kata dokternya ibu sedang mimpi indah bersama peri – peri kecil di mimpinya, aku mendengarnya pun tidak ingin membangunkannya karena berpikir itu hal yang indah jika aku bangunkan dia.

11 tahun berlalu aku duduk di sampingnya sambil berbisik ringan “ibu, kata perawat ibu bakal bangun. Indah ya di dunia peri sampai ibu lupa denganku” aku menangis pilu di depannya.

Dengan putus asa, aku menangis di dekapannya lalu sesosok tangan yang seperti kukenali membelai kepalaku dan suara yang lembut nan lemah berkata “maafkan ibu ya nak.” Aku kemudian memalingkan pandanganku ke arah ibuku. Aku melihat ia tersenyum kepadaku, senyum penyesalan dan kesedihan berubah menjadi tangis pilu haru seorang anak.

Aku memeluknya. Mencium pipinya aku bahagia ia telah kembali membuka matanya, seolah aku sedang terbuai dalam sebuah mimpi yang indah.

Aku pun tak lupa menceritakan kisahku selama ia terbaring di ranjang rumah sakit, ia tersenyum mendengarnya dan aku dengan bangga tersenyum sambil menunjukkan foto kami dari tahun ke tahun walaupun ibuku sedang terbaring lemah di ranjang. Aku bersyukur sangat bersyukur ia kembali membuka matanya.

Hari demi hari kami lewati, rasa syukurku makin bertambah, tetapi sayangnya di kemudian hari ibuku pingsan dan terkujir lemas tak berdaya “IBU!” teriakku melihatnya tiba tiba terkurai, aku membawa ibu ke rumah sakit dan ibu di dorong masuk ke ruang IGD aku cemas menunggunya.

Aku berlari tak tentu arah meninggalkan rumah sakit itu, aku sampai di samping sebuah pohon di samping sungai, aku teringat kenangan masa kecilku bersamanya, aku meneteskan airmataku di sana dengan pilu.

Aku menenangkan diri di sana menatap langit yang indah di sore hari, aku hendak pergi kembali ke tempat ibuku, tetapi yang ku dapatkan setelah sampai adalah “maaf ibu anda_” sebelum dokter menyampaikannya sontak aku berlari dan menangis tak karuan aku melihat ibuku tertutup kain putih. Aku menangis se jadi-jadinya, orang tua yang ku anggap rumah telah tiada dan sekarang hanya kenangannya yang ada di benakku.

Aku pulang ke rumahku dengan wajah pucat pasi, para tetangga berkumpul di rumahku untuk memakamkan ibuku, tapi aku tak sanggup menerimanya, aku berdiri di samping makam ibuku dengan air mataku yang terus menetes, sepotong bunga melewati wajahku lalu aku melihat ke atas pohon.

Aku melihat seorang laki laki duduk di atasnya ia berkata sambil tersenyum lirih “violet… Violet.. hmmm.. namamu violet ya?.” Ia langsung turun dari pohon tersebut dan mendekatiku aku terpojok karena tersandung batu, untungnya ia memegangku “ups.. hati hati dong.” Ucapnya sambil tersenyum, sontak aku menghindarinya dan ia langsung lompat ke atas pohon.

“kamu.. mau mengulang waktu? Aku bisa, tapi kamu harus mati di sini dan pergi ke masalalu yang entah di dunia mana, mungkin.. dunia paralel” ucapnya kepadaku. Aku sontak menolaknya tetapi ia terus memaksaku “kamu siapa? Kenapa memaksaku ikut denganmu?” tanyaku “bisa jadi aku malaikat di cerita ini atau aku hanya orang iseng yang lewat.. menurutmu bagaimana?” pertanyaan itu sungguh aneh terdengar di kepalaku.

Aku meng-iyakan ya sontak laki laki itu tersenyum, lalu menggendongku. Ia berkata “namaku liyu salam kenal” aku langsung tak sadarkan diri.

Aku terbangun, tetapi aku tidak bicara ‘tidak mungkin aku terlahir kembali’ batinku. Lalu sesosok laki laki menggendongku dan berkata “bagaimana kalau anak kita kita panggil vilia” aku mendengar itu langsung tersadar jika aku terlahir kembali lalu aku melihat sosok perempuan ‘apa itu ibuku ya?’ batinku “hahaha nama yang cantik seperti mamanya kan, ayo viliaaa sama ibu yok..” senyumnya yang tulus mengingatkanku pada ibuku yang dulu.

Lalu 7 tahun kemudian…

Hidupku di mulai yang ke 2 kalinya, namaku vilia aku mempunyai seorang ayah yang bernama Alex, dan ibu bernama Livia dan kota ini.. kota the aether, semenjak disini aku mempelajari banyak hal, tentang tulisan yang asing dan mungkin.. yang namanya sihir, aku ga tau kayak gimana sihir seluruhnya di dunia ini dan kayaknya logat ngomong ku pun berubah hmmm… Cukup menarik ya.

Angin berhembus, ibuku mengajak kami piknik kecil kecilan di padang rumput di luar kota. Disini juga ada monster, dan monsternya terbagi 2 ada monster jahat dan juga baik, ada juga roh yang bisa kita jadikan rekan tim kita lalu saat aku melihat langit, monster berbentuk kelinci dengan sayap dan tanduknya sedang terbang di atas awan, “hmm… Rasanya.. aneh.” Lalu ayahku memanggilku “Viliaaa kemari, lihat apa yang ayah dapatkan” seekor monster lucu duduk di atas kepala ayahku itu berbentuk seperti hamster, tetapi dengan kaki depan yang besar cukup imut tetapi tetap saja itu lumayan berbahaya, juga monster bisa punya sihir jika memiliki inti sihir.

Angin berubah menjadi kencang, pohon pohon mulai terangkat, ibu dan ayahku langsung menggunakan sihir pelindung untuk melindungi diri mereka tapi.. ibuku terangkat oleh angin karena anginnya terlalu kencang, ayahku hendak mengejar ibuku yang terbang terbawa angin, tetapi tanganku seperti ter arahkan ke arah angin tersebut, dengan reflek aku mengeluarkan sebuah sihir ke arah angin itu, seolah angin itu mengerti apa yang ku lakukan ia seperti marah mengejarku, aku mendorong ayahku sekuat tenaga agar menjauhiku “ayah.. jangan di sini, pergi bantu ibu” ayahku meneteskan air matanya dan dengan cepat menangkap ibuku yang hampir terjatuh karena anginnya berpindah.

Aku tidak berpikir jernih, aku pikir akan mati sekarang, tapi seperti seseorang membisikkanku dan Mengarahkanku aku mulai terbang dan seperti sebuah angin putih dan merah mengelilingiku, aku mengeluarkan sebuah sihir kecil yang melahap semua angin itu hilang. Awan kembali menjadi cerah dan angin itu pun musnah.

Ayah dan ibuku terkejut, ia melihatku terbang seperti sosok lain, mereka langsung menangkap ku yang terjatuh disana.

Lanjut chapter 2.

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

 

Moto Kami

SMK Bisa

Kunjungi Kami

Info Sekolah

SMK Bhakti Kencana Ciawi

NPSN 20262719
Jalan Raya Ciawi KM 20, Sukaresmi, Desa Pakemitankidul, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat, Kode Pos 46156
TELEPON (0265) 455111
EMAIL smk_bkc@yahoo.co.id
WHATSAPP +62 822-1925-2185