Angel of Death – Chapter 3 : Arunika

Nama : Muhammad Fadil Hamizan
Kelas : XF/10 Farmasi

Bagaikan sebuah tetesan air hujan yang telah lama turun dan menghilang, seiring berjalannya waktu aku mulai ingin melupakan kejadian itu tahun demi-tahun itu telah berlalu, sekarang usiaku menginjak 17 tahun, tetapi naasnya suara itu kembali “TRENG” suara bel besar berdengung di telingaku.

Lalu aku terbangun, mencari sumber suara tersebut, dari arah padang rumput aku berlari menghampiri asal suara tersebut aku mengetahui jika suara itu datang kembali, maka musibah akan segera datang dan kali ini aku terlambat, suara api berkobar di penjuru kota aku segera berlari mencari kedua orangtuaku, naasnya aku tidak menemukan mereka dimanapun itu.

Hatiku terpecah belah, lalu aku melihat sesosok monster di langit, seekor griffin berwarna hitam kemerahan yang memperlihatkan retakan di tubuhnya, bagaikan ia telah terlepas oleh sesuatu hati ini hancur dibuatnya. Di saat itu aku melihat orangtuaku mati terkurai di antara reruntuhan rumah.

Aku terduduk di depan mereka, aku menangis pilu penuh rasa kesedihan dan penyesalan ini “seandainya aku bisa datang lebih cepat” ucapku sambil meneteskan airmataku lalu Griffin itu melihat ke arahku dadaku tertusuk oleh cakarnya.

Aku dilempar oleh griffin ke arah reruntuhan di lalu darahku bercucuran di tanah, tetapi entah mengapa aku seperti dibangunkan oleh sesuatu. Badanku seperti di terbangkan, lalu ada sesuatu yang berbisik “kondisi tuan sedang tidak stabil saya akan melakukan pemulihan dengan segera” cahaya putih kehijauan mengelilingi badanku, badanku yang semulanya penuh luka kini menghilang. Bajuku yang penuh noda darah berubah menjadi berwarna putih, dengan sedikit corak biru keemasan lalu kini rambutku pun terikat indah.

Sesosok pedang berubah menjadi sebuah lingkaran sihir, aku merapalkan mantra yang ada di benakku lalu 7 buah pedang mengelilingiku dan menghasilkan banyak pedang yang menyerang griffin, di sela sela itu aku menghindar oleh serangan griffin yang mendadak lalu pedangku berhasil mengunci pergerakan Griffin dan membuatnya berhenti di tempat.

“Wahai sang pencipta langit, aku berseru atas namamu yang suci” sebuah mantra di lontarkan lalu griffin itu hancur oleh sinar cahaya, menyisakan sebuah bulu yang kemudian berubah menjadi sosok anting di telingaku.

“Keluargaku.. maafkan aku.” Kemudian pengelihatan ku mulai buram dan sesosok laki-laki dan perempuan menangkapku yang terjatuh dari langit.

Lanjut chapter 4